Selamat Datang! 안녕하세요! Bonjour! Welcome to my blog. I hope you enjoy read it. And don't forget to give a mark to the box under the posts. Terima Kasih! 감사합니다! Merci! Thank You.

Jumat, 20 Mei 2011

Bahasa Indonesia Story

Oke, hari rabu kemarin kira-kira tanggal 18 Mei gue disuruh bikin cerita apa aja sama temen gue, Dila. Cerita ini cuman cerita boongan alias imajinasi belaka apabila ada kesamaan nama atau apalah mohon maaf ya. Ini juga bukan cerita rakyat dari Korea kok hehe. Selamat membaca cerita karangan gue dan Dila ya. trus jangan lupa! Meldinnes yang baik harus tinggalkan comment.

Iyuri Gongju
-Korea Selatan-

Di daerah Seoul, Korea Selatan, ada sebuah kerajaan besar yang bernama Kerajaan Samel. Kerajaan tersebut diperintah oleh raja yang sangat tegas, bijaksana, dan selalu menuruti perintah ibunya yang sangat ia sayangi. Raja tersebut bernama Raja Joko. Di kerajaan Samel pun hidup pula ibunda Raja Joko, yaitu Lady Uni dan istri dari raja Joko yang bernama Ratu Iis. 

Suatu ketika Ratu Iis mengandung, mereka berdua sangat gembira karena sudah lama mereka menanti kelahiran seorang anak. Beberapa bulan kemudian, Ratu Iis merintih kesakitan “Aduh.. sakit, sakit, sakit sekali..”. Karena akan melahirkan, dengan cepat Raja Joko memerintahkan pengawal untuk memanggil Tabib Ucok.

Tak lama kemudian terdengarlah suara tangisan anak bayi dari kamar Ratu Iis. Segera Tabib Ucok menghampiri Raja Joko dan memberitahu tentang kelahiran anaknya “Baginda Raja Joko, selamat istri anda melahirkan putri yang sangat cantik sekali”. Mendengar perkataan tersebut Raja Joko dan Ratu Iis sangat senang akan kehadiran seorang putri yang sangat cantik jelita. Raja Joko dan Ratu Iis memberi nama putri mereka dengan panggilan Putri Ipeh yang artinya penawar.

Raja Joko mencarikan ibu susu untuk menyusui anaknya, Putri Ipeh. Akhirnya Raja Joko mendapatkan ibu susu berkebangsaan Jepang yang bernama Butet. Namun putri Ipeh tidak mau menyusu pada Butet.

Saat malam hari di kamar Putri Ipeh yang sudah tidak di jaga oleh butet, Ratu Iis menemani putrinya lalu diberikan padanya sebuah gelang berinisial “I” yang terbuat dari emas dan berlian.

Namun dilain itu, Lady Uni tidak menginginkan cucu perempuan karena ia anggap tidak dapat memimpin Kerajaan Samel kelak. Lady Uni sangat tidak suka dengan kelahiran Putri Ipeh. Saat Ratu Iis keluar dan dari kamar sang putri, Lady Uni pun masuk dan membawa sang putri keluar dari kamarnya dan membuangnya ke Pulau Jeju, sebuah pulau yang tidak mempunyai penghuni dan terdapat binatang buas yang banyak.

Di pulau Jeju, Putri Ipeh pun dipungut oleh sepasang suami istri, Midun dan Juminten yang sedang berjalan-jalan bersama. Midun dan Juminten membawanya pulang dan memberi nama anak yang mereka temukan dengan nama Iyuri. Midun bekerja sebagai polisi, setiap hari Midun selalu mengajarkan Iyuri menembak sasaran. Sedangkan, Juminten adalah seorang tabib yang sangat pintar. Juminten mengajarkan Iyuri cara meracik obat dan cara menyembuhkan luka. Iyuri tumbuh menjadi gadis yang baik, cantik, dan pintar.

Sementara itu di kerajaan, Raja Joko mengalami stress berat karena hilangnya Putri Ipeh. Akhirnya, atas perintah ibunya Raja Joko dan Ratu Iis dikaruniai putra yang gagah dan berani. Namun, pada saat putra Raja Joko, Pangeran Choi berumur 10 tahun, ia mengalami kecelakaan kereta api bersama ibunya, Ratu Iis. Rajapun semakin kalut dan pergi meninggalkan Kerajaan Samel untuk berkelana dan ia juga meninggalkan semua harta bendanya yang ada di dalam istana.

Iyuri sangat senang mencari tanaman obat dan memburu burung dihutan. Saat ia sedang asyik melakukan aktifitasnya di hutan sekitar Pulau Jeju ia melihat seorang pengembara yang berpakaian lusuh sedang dikejar oleh seekor beruang hutan. Badannya terlihat penuh luka dan cabikan. Lalu dengan sigap Iyuri mengarahkan senapannya kearah beruang hutan tersebut. Dan sang pengembara tersebut terkulai pingsan.

Keesokan harinya saat sang pengembara bangun dan menyadari bahwa ia ada di sebuah rumah sederhana dan ada seorang gadis yang cantik jelita yang menghampirinya dan berkata “Bapak sudah siuman?” kata Iyuri sambil menyentuh dahinya. Saat Iyuri menyentuh dahinya, sang pengembara pun menyadari hal yang janggal pada lengan Iyuri. Ia sadar bahwa gelang yang dipakai pada lengan iyuri adalah gelang yang diberikan Ratu Iis kepada Putri Ipeh. Seketika itu juga sang pengembara bertanya pada Iyuri “Darimana kamu mendapatkan gelang ini nak?”. Iyuri menjawab “Gelang ini sudah terpasang di tanganku sejak aku masih kecil pak”. Sang pengembara pun melanjutkan “Kau..kau adalah anakku”. Sambil mengerutkan dahinya, Iyuri berkata “Apa maksud bapak?”. “Lihatlah gelang itu. Itu gelang pemberian ibumu nak!”. “Bagaimana bapak tahu ini pemberian ibu kandungku? Amma Juminten dan Appa Midun yang memberitahuku bahwa ini pemberian dari orang tuaku dan hanya aku yang tahu”. Sang pengembara menjelaskan “Karena aku ini ayahmu nak” kata sang pengembara sambil memeluk Iyuri. Dan Iyuri pun membalas pelukan ayahnya yaitu Raja Joko sambil menangis.

Akhirnya, Raja Joko membawa putrinya kembali ke Kerajaan Samel. Dan Iyuri menikah dengan Pangeran Dongsang dari Kerajaan Malse. Kini Iyuri Gongju (Putri Iyuri) dan Dongsang Wangja (Pangeran Dongsang) hidup bahagia selamanya.

The End