Selamat Datang! 안녕하세요! Bonjour! Welcome to my blog. I hope you enjoy read it. And don't forget to give a mark to the box under the posts. Terima Kasih! 감사합니다! Merci! Thank You.

Kamis, 08 Juni 2017

Abis Kuliah Ngapain?

Selalu menjadi pertanyaan dari seorang mahasiswa yang muncul setelah mereka lulus yaitu kegiatan apa yang selanjutnya harus mereka lakukan. Ga mungkin cuma diem dirumah aja dan ga produktif dong? Kemana semua ilmu yang udah mereka dapet di bangku kuliah? So, otomatis pasti pilihan-pilihan atas jalan hidup mereka telusuri. Bisa jadi bagi sebagian orang menjawab mau bekerja, atau bagi yang kuat untuk belajar lagi dan mau menambah gelarnya memilih untuk melanjutkan S2. Atau mungkin bagi sebagian mahasiswi yang udah melambaikan tangan ke kamera atas susahnya melalui rintangan perjalanan kuliah, lebih memilih untuk nikah? Ya itu juga kalo udah ada calonnya, buat yang masih jomblo, semoga dipertemukan dengan jodoh. Amin (Lah?)

Di jaman sekarang kalau kita memilih untuk bekerja, hal apa sih yang di prioritasin di pekerjaan kita nanti? Pasti bekerja di bidang yang kita sukain dong, bahkan bagus banget kalo bisa dapet kerjaan yang sejalan sama hobby. Terus nomor 2 apa? Pastinya, gaji yang memenuhi kebutuhan hidup setelah sarjana. Tapi, apa mungkin seorang fresh graduate langsung bisa punya gaji yang mencukupi? Kebanyakan tempat kerja, entah itu sebuah perusahaan atau pemerintahan berpikir bahwa fresh graduate S1 ga ada apa-apanya, ilmu juga ga tinggi-tinggi amat, yah masih basic lah kurang lebih. Banyak temen-temen saya yang setelah lulus masih mempunyai predikat "Pengangguran Berpendidikan". Loh kok bisa? Indeks prestasi mereka tinggi loh, mereka lulusan universitas terbaik bahkan unggulan, jurusan yang mereka pilih terpandang dan sangat dibutuhkan. Tapi kenapa kok belum juga dapat kerja?

Banyak statement yang dilontarkan banyak orang bahwa tak cuma hard skillnya saja yang perlu diasah, tapi soft skill juga perlu. Hard skill pastinya bisa didapat dari semua hal yang kita selalu pelajari di bangku kuliah. Minimal seorang mahasiswa memiliki kemampuan basic di bidang nya. Lalu, masalah soft skill yang bisa kita pelajari dari cara berbicara kita terhadap orang lain, cara bekerja sama, insiatif, how to solve problem, and many more. Cara ngedapetinnya, bisa ikut kerja kelompok, organisasi, atau unit kegiatan mahasiswa. But, kita selalu lupa dan terlalu fokus pada hal itu saja. Hal terpenting yang menjadi bekal dari seorang mahasiswa untuk siap kerja nanti adalah pengalaman magang atau internship.

Kenapa sih perusahaan lebih memprioritaskan untuk mengambil lulusan yang mempunyai banyak pengalaman magang? Karena kehidupan bekerja dan kehidupan kuliah sangat jauh berbeda, mereka si perusahaan pasti memercayai kita yang sudah pernah tau celah-celahnya dalam bekerja sehingga mereka tidak meragukan lagi. Apasih manfaatnya magang? Nambahin CV, ngisi waktu luang, nambah pengalaman dan lain-lain. Intinya magang itu bukan cari uangnya, tapi cari ilmunya. Banyak kok sumber-sumber atau link tempat buat kita magang. Yang penting selalu rajin dan tekun buat menemukan hal baru setiap harinya.

Okay, itu aja bahasan yang mau saya bahas. Semoga bisa menginspirasi semuanya. Terlebih saya berterima kasih kepada mas Adji yang udah mau bersedia untuk berdiskusi tentang masalah diatas. Kurang lebihnya mohon maaf. Cross our fingers and good luck!

Randomly Gaze

Sebenernya postingan ini udah lama, cuma gue simpen jadi draft aja. Nah, kali ini gue coba untuk share postingannya. Kenapa gue namain Randomly Gaze? Karena, semua kata-kata di bawah ini cuma kata acak yang terpikirkan sama gue. Terus darimana dapet inspirasi kata-katanya? Ya, kalau lagi merenung aja, misalnya sebelum tidur, atau kalau lagi ngeliatin jalan-jalan ibukota.

Setiap malam perasaan ini selalu datang, ketika sendiri terasa membosankan, pikiran itu melayang terbang. Semua perlakuan mereka yang sengaja, perkataan mereka yang tidak bisa aku percaya. Entah, akupun tak tahu harus menghadapi dengan cara apa. Yang perlu orang itu tahu aku tidak pernah putus asa atau sekalipun tidak memperjuangkan. Sekarang yang aku takuti adalah orang itu, aku tak tahu rasanya menjadi ia. Apakah pahit? Secara tak langsung, aku merasakannya. Percayalah, aku merasakan hal yang berbeda ketika orang itu mulai datang menghampiri. Sangatlah biasa, percayalah akupun tidak tahu mengapa rasanya seperti petir, guntur, dan kilatan bergemuruh dengan cepat. Sungguh luar biasa. Hidup sepertinya sudah memang ditakdirkan. Jalan Tuhan mana ada yang tahu. Hanya jejak langkah menuju mana yang harus dituju. Semoga benar. Pernahkah terpikir? Beranjak dewasa, problematika kehidupan pun datang perlahan, sesaat bertubi. Walau dalam suka duka hadapilah bersama. Kata-demi-kata memanglah tak bersambung tapi hati-lah yang selalu terhubung. Orang itu lucu, tertawa lepas tidak memikirkan dimana dia berada. Kebiasaan yang seharusnya tak dilakukan. Larut waktu dihabiskan melalui perbincangan hangat malam sampai fajar datang. Tentu banyak hal yang dilakukan. Tolehlah kepala ke kanan dan kiri. Apa yang kau dapati? Sekitar. Benar, sekitar. Apa katanya? Masihkah ia berbisik? Apakah dengan lembut? Atau dengan suara lantang? "Belum, jawabnya"