Senin, 12 Desember 2016
All Grown Up and You'll Find The One
Minggu, 11 Desember 2016
Instant Karma
Selamat hari minggu! Mana suaranya yang hari ini gabut ga kemana-mana? Haha mumpung ada waktu nih buat nulis, jadi gue mau ngeblog malem ini. Dan kebetulan ga ada buku yang bisa dibaca, dan film lagi ga ada yang bagus untuk ditonton, berita Jakarta dan dunia yang tiap hari begitu-begitu aja. Begitu gimana? Yaaa... Semacam berita yang hanya memperlihatkan sisi negatifnya saja. Yang tiap hari cuma bisa bikin pusing pikiran pembacanya. Kalo dipresentasikan mungkin cuma 15% berita yang baik-baik setiap harinya (sumbernya sepengelihatan gue pribadi).
Apa yang akan gue tulis malem ini? Dari judulnya mungkin bisa diperkirakan kan ya kira-kira apaan? Kalo denger kata karma apasih yang kalian pikirin pertama? Temen yang nge-makan temen? Cinta? Sakit hati? Lagu band Coklat? Makanan khas Arab (re: Kurma). Pasti yang pertama kalian pikirin adalah contoh-contoh karma itu sendiri. Anyway, dikutip dari Wikipedia bahasa Indonesia, karma itu adalah konsep "aksi" atau "perbuatan" yang dalam agama Hindu dipahami sebagai sesuatu yang menyebabkan seluruh siklus kausalitas (yaitu, siklus yang disebut "samsara"). Segala tindakan/ perilaku/ sikap baik maupun buruk seseorang saat ini juga akan membentuk karma seseorang di kehidupan berikutnya.
Kalo dalam bahasa sehari-hari mungkin kalian bisa artikan sebagai apa yang kalian lakukan, bakal kalian rasain dan berbalik ke kalian lagi. Same way that they come, that's the way they go. Karma sendiri punya 2 sisi, karma yang baik dan ga baik. Hal-hal yang baik yang kalian lakukan pasti akan diganti sama yang lebih baik. Do good and good will come to you. Eits, tapi jangan pernah melakukan hal-hal yang tidak baik kalo kamu ga mau kamu sendiri mendapatkan hal tidak baik itu. Even, mungkin kalian pernah disakitin atau diperlakukan tidak baik sama orang lain. No! Inget, dendam itu ga bakalan mengatasi masalah. So, ya langsung aja gue mau bahas pengalaman gue di sisi Good Karma. It's a simple story but I hope you can find the value of the story.
Gue adalah mungkin bisa dibilang satu dari sekian banyak masyarakat Jakarta yang menggunakan transportasi umum. Gue punya mobil yang bisa dibilang milik pribadi walaupun gue belum bekerja. Yap, itu pemberian orang tua dan gue pakai sebaik mungkin pastinya. Tapi dari sebelum gue punya mobil juga, gue memang suka bepergian pake transportasi umum. Padahal mobil udah enak dikasih sama orang tua, ga panas-panasan di jalan, atau ga desek-desekan sama orang lain. Tapi rasanya ada yang beda aja gitu kalo naik transportasi umum kayak ketemu banyak orang bahkan kadang gue berpikir tingkat mobilitas perpindahan orang di Jakarta ini banyak dan tersebar. Belajar dari kebiasaan orang Jepang yang selalu bepergian menggunakan tranportasi umum walapun kebanyakan dari mereka punya mobil pribadi. Tapi Mel, transportasi umum mereka kan udah enak, nyaman, aman? Yaaa... Kembali lagi terlepas dari itu semua, gimana niat kita aja mau atau enggak mencoba untuk naik transportasi umum. Ga ada salahnya kan memulai dari kita sendiri yang bakalan berimbas ke orang lain.
Gue, 20 tahun, normal, sendiri (tidak membawa atau menggendong anak kecil), belum hamil, dan lansia. Biasanya, gue kalo masuk bus nya langsung berdiri karena gue tau pasti ada ibu-ibu atau nenek-nenek yang masuk. Baru pas sampai ada bangku kosong yang bisa buat duduk dan setelah dilihat ga ada yang lebih membutuhkan. Kadang, gue pernah ngasih tempat duduk ke orang yang lebih membutuhkan dan seketika gue dikasih tempat duduk juga sama orang lain. Nah, ini yang gue namain Good Karma.
Kamis, 08 Desember 2016
8 Things A Man Must Do