Selamat Datang! 안녕하세요! Bonjour! Welcome to my blog. I hope you enjoy read it. And don't forget to give a mark to the box under the posts. Terima Kasih! 감사합니다! Merci! Thank You.

Senin, 12 Desember 2016

All Grown Up and You'll Find The One

Ini adalah sebuah kisah yang terinspirasi dari seorang anak. Anak perempuan yang sampai saat ini diasuh oleh kedua orang tuanya. Orang tuanya tidak bercerai, melainkan benar-benar membesarkan anak-anaknya dengan hangat dan penuh kasih sayang. Anak perempuan ini sangat ditunggu-tunggu keberadaannya, saat ia masih berada di rahim ibunya, ia dijaga dan diberi asupan yang bergizi. Masa kelahirannya, ia tidak ditemani ayahnya, kumandang adzan hanya diperdengarkan melalui telepon pada masa itu. Ya, terpaut jarak yang cukup jauh. Disamping itu, anak perempuan ini diberi nama yang indah. Dan semoga namanya membawa berkah kepadanya.

Masa kecilnya penuh tawa, belajar, dan bermain, itu semua diawasi oleh orang tuanya. Betul-betul sangat dijaga, diberi makan penuh, pendidikan dini, bermain dan bergaul dengan teman sebayanya. Semua yang ia minta pasti di berikan. Sejalan ia tumbuh menjadi anak dan tumbuh lagi menjadi remaja, banyak pengetahuan yang ia dapat, banyak orang yang ia kenal. Isi kepala nya penuh dengan pertanyaan-pertanyaan tentang hidup ini yang sampai sekarang mungkin (beberapa) masih belum ia ketahui jawabannya.

Tidak semua lingkungannya baik terhadapnya, ia harus berpikir dan menganalisa apa yang baik dan tidak untuk dirinya. Tidak hanya lingkungan, semakin ia bertambah umur, perlakuan orang-orang terhadapnya tidak selalu baik. Ujian-ujian hidup mulai ia rasakan, perputaran roda kehidupan, masalah lain yang mengharuskan ia untuk menuntaskannya seorang diri. Tapi hal-hal itu tidak menjadikannya lemah atau manja, melainkan menjadikan ia pribadi yang lebih bijak dalam menghadapi situasi apapun.

Di dalam otaknya tertanam sebuah mimpi besar yang harus ia capai. Entahlah, anak perempuan ini terkadang terlalu berambisi dan memiliki ego yang tinggi. Mimpi-mimpi itu ia susun menjadi sebuah perencanaan-perencanaan yang satu-per-satu ia realisasikan. Ia berpikir dengan menyusun semua hal, hidupnya akan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, terlebih untuk masa depannya. Seperti belajar agar menjadi orang pintar sehingga sukses di kemudian hari, jurusan apa yang ia ambil, mau melanjutkan perguruan tinggi dimana, bidang apa yang ingin ia tekuni, sampai dengan siapa ia menjatuhkan pilihan hatinya. Sampai perlahan-lahan ia bangkit dan mencapai satu-per-satu apa yang ia inginkan.

Menurutnya, hingga kini pertanyaan-pertanyaan yang paling sulit untuk dijawab bukanlah tentang aljabar atau teori relativitas einstein, melainkan tentang bagaimana hidup ini bermula, akan ada apa setelah menjalani hidup ini, takdir Tuhan, nasib, rezeki, dan rahasia hati yang tidak seorang-pun tahu jawabannya. Isi kepalanya terus bergemuruh dan bertentangan antara benar atau salah.

Disisi lain, hal yang paling sering ia risaukan adalah tentang hati dan perasaan. Entah kepada siapa nantinya hati akan dijatuhkan, yang jelas anak perempuan ini tidak ingin salah pilih. Siapa yang nanti memenangkan hatinya, ia, pria yang bisa menemani perjalanan hidupnya, mendengarkan ceritanya, menikmati lelucon yang tidak lucu sekalipun bersamanya. Ia, laki-laki yang bisa membawanya ke arah yang lebih baik, hidup dan agamanya, jasmani dan rohaninya. Pemimpin yang bisa membimbing keluarganya, melewati suka duka bersama, lelaki yang bisa menjabat tangan ayah si anak perempuan sambil meyakinkannya bahwa di tangan ialah anak perempuannya pantas di beri. Laki-laki yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup si anak perempuan, sebagai pendampingnya.

Semua anak perempuan menginginkan laki-laki yang menjadi pendampingnya nanti lebih dari ayahnya, minimal bisa membuat ia adalah satu-satunya wanita yang tidak tergantikan oleh wanita lain, dapat mengasihi dan menyayanginya, tidak menyakiti hatinya sama sekali. Betapa sakit hati sang ayah si anak perempuan ketika tau ada laki-laki lain yang menyakiti anaknya. Lihat? Ayahnya yang dari kecil menjaganya, tidak mau untuk menyakitinya, bagaimana bisa ada laki-laki lain tega menyakiti hati si anak perempuan. Selama hidup anak perempuan di tangan ayahnya, ia sangat bahagia, betapa malang jika ada laki-laki yang malah memberi beban kepada sang anak perempuan. Sampai sekarang, anak perempuan ini masih mencari dimana laki-laki itu berada. Bukan ia yang menentukan, mungkin waktu. Ia hanya menikmati kisah hidup ini dari hari-ke-hari nya.

Di lain hal, ada banyak hal yang harus ia kerjakan sembari menemukan pria tersebut. Ia tetap melanjutkan hidupnya seperti biasa. Ada hal-hal lain diluar sana yang harus ia jelajahi, pikirnya. Di saat ini, di akhir tahun ini, ia tersadar waktu berjalan dengan sangat cepat. Tahun 2017 nanti, anak perempuan ini menginjak umur 21 tahun. Jalan pikirannya sudah matang, dan ia harus mengejar hidupnya. Kemana ia akan menuju. Apakah berjalan atau berlari. Apakah hanya melihat, mendengar, atau berkata. Apakah diam atau bereaksi. Tak ada yang tau. Bahkan si anak perempuan itu. Ia hanya bisa belajar memahami, berusaha, menemukan, berjuang, berdo'a, dan semoga apa yang terbaik yang  ia dapatkan.

Satu lagi, Anak perempuan tadi ingin berterima kasih kepada siapapun yang telah membaca kisah nya saat ini. Ia berterima kasih kepada semua orang-orang yang sampai saat ini masih ada di hidupnya. Ia tak bisa membalas kebaikan yang dilakukan kepadanya satu-per-satu tapi yakinlah ia senantiasa menaruh balasan dalam doanya.

-18-

Tidak ada komentar :

Posting Komentar